KOMUNITAS
SASTRA SANTRI
PONDOK
PENA
“MODUL
BELAJAR MENULIS”
Disusun
Oleh:
Pengurus
Komunitas
2015/2016
Pengantar Oleh Penyusun
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Karena berkat Allah-lah modul sederhana nan tipis ini bisa diselesaikan.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw, yang
selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya kelak.
Modul ini bersifat
hanya sebagai pengantar untuk mengenalkan kepada para calon penulis hebat.
Diharapkan modul ini bisa menjadi pintu untuk membuka pintu wawasan kepenulisan
kalian dalam perjalanan anda sebagai penulis. Kami juga berharap dengan modul
ini anda akan terpacu semangatnya untuk terus mengembangkan potensi kalian. Karena
semua orang mempunyai potensi, bukan bakat. Bakat adalah potensi yang
dikembangangkan. Jadi jangan percaya adanya bakat dari lahir.
Setelah melaui
proses yang agak panjang, akhirnya modul ini bisa sampai ke tangan pembaca
sekalian. Perlu pembaca ketahui, bahwasannya modul ini sudah diberi
mantra-mantra sehingga barang siapa yang sudah memegang modul ini tiba-tiba
anda berhenti menulis. Maka hidup anda akan tidak tenang.
Pada modul ini
dijelaskan mengenai wawasan-wawasan dasar kepenulisan yang sementara dikhususkan
pada puisi, cerpen, novel, dan kejurnalistikan. Penejelasan-penejelasan di
dalamnya tentu jauh dari lengkap, jadi diharapkan kepada anda sekalian tidak
terpaku pada modul ini saja sebagai pedoman referensi belajar anda. Tetapi anda
harus menambah bacaan anda melalui sumber-sumber lain. Bisa dengan membeli
buku-buku kepenulisan karangan penulis terkenal seperti Naning Pranoto, atau
bisa juga dengan mencari di internet.
Jika pembaca
sekalian ingin meng-copy file-file tentang kepenulisan ataupun bacaan-bacaan
umum, silahkan meminta ke saudara Heru Mulyadi. Anda bisa mencetaknya atau
membacanya dalam format e-book dengan perangkat HP android atau laptop.
Silahkan bergabung juga di grup facebook Komunitas Pondok Pena.
Penyusun,
Pengurus
Pondok Pena
Daftar Isi
1. Daftar nama dan kontak mentor 3
2. Puisi 4
3. Dasar ekspresi, bunyi dan aspek puitiknya 5
4. Persajakan (rima) 5
5. Diksi dan Pencitraan 6
6. Majas/bahasa kias 6
7. Tipografi dan enjambemen 9
8. Puisi jenis baru puisi nadham 9
9. Teknik kreatif menulis puisi 11
10. Cerpen dan novel 13
11. Perbedaan Cerpen dan novel 13
12. Unsur intrinsik cerita 13
13. Table perbedaan cerpen dan novel 16
14. Tips dan trik menuli cerita 18
15. Langkah membuat cerpen 19
16. Teknik dasar menulis; Show, don’t tell 19
17. Cara menulis dari Ernest Hemingway 20
18. Contoh cerpen Koran kompas 22
19. Proses terjadinya banyak ide 26
20. Dasar-dasar jurnalistik 27
21. Kode Etik jurnalistik 27
22. Teknik Penulisan Berita 28
23. Teknik Peliputan dan Wawancara 30
24. Teknik Fotografi 30
25. Teknik Layout 32
Untuk memudahkan belajar menulis teman-teman, dari Pondok
Pena menyediakan mentor-mentor yang bisa teman-teman curi waktu luangnya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman dan juga meminta koreksi atas
karya-karya teman-teman. Berikut nama-namanya :
1.
Kakak Irna Novia Damayanti
(085726262851) bidang; puisi dan cerpen.
2.
Kakak Iis Sugiarti
(085725962374) bidang pusi dan Jurnalistik.
3.
Kakak Heru Mulyadi
(08562641824) bidang puisi, cerpen, novel, dan opini.
4.
Kakak Mustoifah
(085600816243/083844225567) bidang puisi, cerpen, opini, dan essay.
5.
Kakak Nurjanah
(085726052800) bidang cerpen dan merupakan ketua coordinator cerpen.
6.
Kakak Janatin Mei R A (085747923253)
bidang puisi dan Jurnalistik.
7.
Kakak Sari Andriani
(089666068752) jurnalistik dan merupakan ketua koordinator jurnalistik.
8.
Kakak Yuyun Zuniar
(087705103512) bidang puisi.
9.
Kakak Ikka Virganita N
(085647976898) bidang puisi.
10.
Kakak Fika Setianingsih
(085647820286) bidang cerpen.
11.
Kakak Elani Dwi L
(087737467020) bidang puisi.
12.
Efen Nurfiana
(085747319713) bidang puisi.
Itulah daftar nama-nama yang bisa teman-teman
“manfaatkan” untuk menjadi mentor teman-teman dan menjadi katalis karir
kepenulisan kalian. Silahkan jangan malu-malu untuk menghubungi teman-teman
mentor, kami siap membantu teman-teman.
PUISI[1]
Pengertian
Pengertian
Puisi menurut Prof. Dr. Sumiyanto A Sayuti, dalam bukunya yang berjudul “Berkenalan
dengan Puisi”,(Gama Media: 2010), adalah sebentuk pengucapan bahasa yang
memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan
pengalaman imajinatif, emosional. Dan intelektual penyair yang ditimba dari
kehidupan individual dan sosialnya; yang dungkapkan dengan teknik tertentu,
sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri
pembaca atau pendengar-pendengarnya.
Lain
halnya menurut Abdul wachid BS dalam bukunya yang berjudul “Creative
Writing”(STAIN PRESS: 2013), menyatakan bahwa setiap penyair
mempunyai pengertian sendiri tentang puisi yang ditulisnya. Dengan demikian,
definisi puisi akan sebanyak jumlah penyair. Samahalnya dengan definisi kebudayaan, definisi puisi
sebanyak orang yang mencoba merumuskannya.
Hakikat Penyair dan Puisinya: Sebuah Cara Komunikasi
Baca dengan seksama Puisi berikut:
PENYAIR
aku telah terbuka perlahan-lahan, seperti sebuah pintu,
bagiku
satu per satu aku terbuka, bagai daun-daun pintu,
hingga akhirnya tak ada apa-apa lagi yang bernama rahasia;
begitu sederhana: sama sekali terbuka.
dan engkau akan selalu menjumpai dirimu sendiri di sana
bersih dan telanjang, tanpa asap dan tirai yang bernama
rahasia
jangan terkejut: memang, dirimu sendirilah yang kaujumpa
di pintu yang terbuka itu, begitu sederhana
jangan gelisah, itulah tak lain engkaumu sendiri,
kenyataan yang paling sederhana tapi barangkali yang
menyakitkan hati
akan selalu terbuka, seperti sebuah pintu, lebar-lebar
bagimu
dan engkau pun masuk, untuk mengenal dirimu sendiri dari
sana
(Sapardi Djoko Damono)
Dalam
puisi tersebut “penyair” diibaratkan “sepertisebuah pintu”, yang “daun-daun”-nya
“sama sekali terbuka/… hingga akhirnya taka da apa-apa lagi yang bernama
rahasia”. Jadi, penyair adalah seseorang yang membukakan rahasia
kehidupannya kepada orang lain. Lewat puisinya, penyair membuka “pintu-pintu”
jiwa dan kehidupannya bagi orang lain. Karenanya, orang lain “…akan selalu
menjumpai dirimu sendiri disana”, yakni dalam puisi; dalam keadaan “bersih
dan telanjang tanpa asap dan tirai yang bernama rahasia”. Dalam puisi, “…memang
dirimu sendirilah yang kaujumpa”, yang “… begitu sederhana,” yang “…tak
lain engkaumu sendiri”. Oleh karena itu, puisi sebagai ekspresi kejiwaan,
dengan demikian, selalu menuntut adanya kejujuran, yang dalam bahasa pilihan
Sapardi dinyatakan sebagai: “terbuka, …bersih dan telanjang, tanpa asap dan
tirai”.
Tentu
saja yang dibuka oleh penyair tidak hanya kehidupannya sendiri yang bersifat
rahasia karena krhidupan pibadi itu pada hakikatnya juga dibentuk lewat tegur
sapa dengan orang lain. Pengalaman individual dan social dalam kehidupan
manusia saling berinteraksi, tidak terkecuali oleh penyair. Hal itulah yang
kemudian diekspresikannya lewat puisi.
Dasar Ekspresi
Salah
satu bunyi ekspresi puisi Dodong Jiwaprana yang kutipannya sebagi berikut: “kun
fayakun/ saat penciptaan kedua adalah puisi/ tertimba dri kehidupan yang
kautangisi”.Secara sederhana ungkapan itu dapat diartikan bahwa yang
menjadi dasar atau sumber inspirasi kreatif penciptaan puisi adalah hidup
dan kehidupan itu sendiri.
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa teks kreatif, Puisi ataupun genre sastra yang lain
(novel, cerpen, naskah drama/ repertoar drama) pada dasarnya merupakan cerminan
perasaan, pengalaman, dan pemikiran penyairnya tentang kehidupan yang
diungkapkan melalui bentu-bentuk tertentu sesuai dengan pengedepanan fungsi
“bahsa pilihan” masing-masing.
Bunyi dan Aspek Puitiknya
Salah
satu peran bunyi dalam puisi adalah agar puisi itu merdu jika didengarkan sebab
pada hakikatnya puisi adalah untuk didengarkan.Seperti yang sudah kita tahu
bahwa, tiap penyair melakukan seleksi atas kata-kata yang dipergunakan dalam
puisinya agar ekspresi gagasannya menjadi lebih intensif.
Keindahan
berupa hiasan suara, kemerduan bunyi, irama, atau pola yang berfungsi evokatif,
yaitu fungsi dalam kaitnnya dengan potensinya untuk merangsang munculnya daya
tanggap, atau potensinya dalam membangkitkan perasaan.Fungsi-fungsi bunyi ini
pada dasarnya hanya menrupan fungsi tambahan karena fungsi utamanya adalah
sebagai pendukung arti.
v Persajakan
(Rima)
persajakan
merupakan perulangan bunyi yang sama dalam puisi. Sebuah puisi mungkin dapat
mengandung berbagai pola persajakkan.Dalam hal ini yang lebihpenting adalah
persoalan apakah persajakkan itu menambah estetikanya suatu puisi atau tidak.
Jenis
persajakan yang sering muncul dalam puisi-puisi Indonesia modern ialah anafora
, yaitu suatu ulangan pola bunyi di awal baris. Kutipan baris-baris
puisi Subagio berikut menunjukan hal itu.
…
Ah, sajak ini,
Mengingatkan aku pada langit dan mega,
Sajak ini mengingatkan kepada kisah dan keabadian.
Sajak ini melupakan aku kepada pisau dan tali.
Sajak ini melupakan kepada bunuh diri.
Penggunaan
bentuk anafora dalam kutipan tersebut tampak pada perulangan kata sajak ini,
dan pada kutipan kedua berupa kata dari.Pola anaforis tersebut berfungsi
menggiring atau memfokuskan perhatian pembaca ke arah tertentu, yakni arah yang
oleh penyair dikehendaki sebagai aspek yang mengemuka. Maka makna kutipan
tersebut menjadi jelas karena dengan mengulangi frase sejak inidiharapkan
pembaca menjadi makin sadar terhadap cita-cita dan arti hidup, yaitu agar
manusia ingat: “kepada langit dan mega” dan “kepada kisah dan
keabadian” sehingga manusiapun melupakan “pisau dan tali” sebagai
sarana utama dari tindakan sia-sia yakni “bunuh diri”.
Persamaan bunyi dalam sebuah sajak tidak mesti dalam bentuk
kata, tetapi kadang-kadang juga berupa persamaan suku kata, seperti dapat
dibaca pada kutipan berikut:
…
Kamipun sampai di kawah gersang.
Sekeliling, jauh di bawah, Jawadwipa.
Di atas sini batu semata, bau belerang.
dan entah cari apa seekor kera?
(Situmorang, “Mendaki Puncak Merapi”)
Persamaan
bunyi yang muncul pada kutipan tersebut yaitu bunyi /ah/ pada kata kawah
di baris pertama dan kata bawah di baris ke dua. Demikian juga bunyi /a/
pada kata semata di baris ketiga dengan kata apa di baris ke empat.
Diksi
Diksi
sebagai salah satu unsur yang ikut membangun keberadaan puisi berarti pemilihan
kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan
perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya.Pemahaman
terhadap penggunaan diksi menjadi salah satu pemandu pembaca menuju pemahaman
makna puisi secara baik dan menyeluruh.
Pencitraan
Kata
atau rangkaian kata yang mampu menggugah pengalaman keinderaan itu, dalam puisi
disebut citraan.Dalam kaitannya dengan proses kreatif, dalam sifatnya yang
ekspresif, citraan berfungsi membangun keutuhan puisi karena melaluinya
pengalaman keinderaan paenyair dikomunikasikan kepada pembaca. Jadi, secara
sederhana dapat dinyatakan bahwa citraan merupakan kesan yang terbentuk dalam
rongga imajinasi melalui sebuah kata atau rangkaian kata yang seringkali merupakan
gambaran dalam angan-angan. Atau citraan itu merupakan gambaran pengalaman
indera, dalam puisi, yang tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi
sesuatu yang mampu pula menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain.
MONOLITH
Hebat
Tiang runtuh
Menjulang di gigir langit
Suram
Sebuah bukit
Terbentuk dari satu batu
Oleh tangan beku.
Sebuah
Monolith
Lingga
God!
Citraan
rabaan terasa pada puisi Subagio di atas. Berdasarkan judulnya saja,
seolah-olah di depan mata kita berdiri sebuah tugu atau sebuah monument, dengan
kunikan, ketunggalan, dan kepadatannya. Dalam keringkasan ekspresinya, penyair
berhasil membangun citraan yang kaya akan tenaga saran dan asosiatif. Di
samping citra visual, puisi itu juga menampilkan citra rabaan sebab pembaca
seolah-olah diperhadapkan dengan sesuatu yang bersifat keras yang bisa
dirasakan lewat indera peraba.
Majas/Bahasa Kias
·
Simile,
merupakan bentuk perbandingan antara dua hal atau wujud yang hakikatnya
berlainan, namun sengaja dianggap sama. Majas ini bersifat eksplisit yang
ditandai adanya kata seperti, sebagai, serupa, bagai, laksana, bak dan
adakalanya juga merform se-.
Ex:Wajahmu laksana purnama
·
Metafora, serupa
dengan pengertian simile namun yang membedakan adalah perbandingannya bersifat
implisit, yakni tersembunyi di balik ungkapan harfiahnya.
Ex: Kembang desa : Gadis,
Hatiku menjelma merah jambu :
Sedang jatuh cinta
Puisi Amir Hamzah berikut ini sepenuhnya bersifat metaforis.
PADAMU JUA
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Dimana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engaku ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap denga lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu bukan giliranku
Mati hari bukan kawanku
Secara
keseluruhan puisi tersebut mengungkapkan dialog, semacam tegur sapa anatara aku
dan engkau, atau tepatnya pengaduan si aku (lirik) kepada engkau,
tetapi engkau dalam kaitan ini adalah Engkau transedental, Engkau Illahiah.
Dilog atau pengaduan itu dilakukan karena si aku selalu merasa gagal: /Mengapa
aku dalam cakarmu/Bertukar tangkap dengan lepas..//Engkau pelik menarik
ingin/Serupa dara di balik tirai.
Upaya
mengkonkritkan Engkau Illahiah tersebut dapat dicermati terutama pada
bait II. Di sana dimunculkan pembanding: kandil kemerlap, yaitu pelita
yang menyala kelap-kelip. Perbandingan tersebut membuat sifat Tuhan Yang Maha
Penerang menjadi lebih nyata dalam rongga imajinasi pembaca, sebab yang
terlihat dan terasakan dalam diri pembaca adalah sebuah kandil yang kemerlap.Sifat
Maha Penerang yang semula abstrak dan sulit dibayangkan, akhirnya menjadi
konkret karena benda yang dijadikan pembandingnya dapat dihayati atau
disaksikan.
·
Personifikasi, merupakan majas yang membadingkan benda-benda mati dengan
sifat-sifat manusia (pemanusiaan).
Ex: langit yang menjatuhkan air matanya ke bumi pertiwi.
Kutipan Puisi Emha Ainun Najib
…
Di Yogya aku lelap tidur
Angina di sisiku mendengkur
Seluruh kota pun bagai dalam kubur
Pohon-pohon semua mengantuk
Di sini kamu harus belajar berlatih
Tetap hidup sambil mangantuk
Dalam
puisi tersebut dengan sangat mengesankan suasana ketenangan kota Yogya
digambakan sebagai: angin di sisiku mendengkur, pohon-pohon semua mengantuk.Suasana
tenang bersifat abstrak manjadi lebih mudah dibayangkan karena personifikasi
itu, menyebabkan tanggapan pembaca mudah tergugah karena dihadapkan pada
sesuatu yang konkret.
·
Alegori
Ialah cerita kiasan atau lukisan
kiasan. Cerita kiasan atau lukisan
kiasan ialah lukisan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini sesungguhnya merupakan metafora
yang dilanjutkan. Contoh sajak Sutan Takdir Alisyahbana yang berjudul Menuju ke Laut. Sajak itu melambangkan
angkatan baru yang berjuang ke arah kemajuan. Angkatan baru ini dikiaskan
sebagai air danau yang menuju ke laut dengan melalui rintangan-rintangan. Laut
penuh gelombang, mengiaskan hidup yang penuh dinamika perjuangan, penuh
pergolakan. Jadi, sajak tersebut mengiaskan angkatan ,muda yang penuh semangat
menuju kehidupan baru yang dinamis, meninggalkan adat yang statis, kehidupan
lama yang beku, tidak mengalir. Alegori
dapat berbentuk puisi atau prosa.
Menuju ke Laut
(STA)
Kami telah
meninggalkan engkau,
tasik yang tenang,
tiada beriak,
diteduhi gunung
yang rimbun
dari angin dan
topan
Sebab sekali kami
terbangun
dari mimpi yang
nikmat
“Ombak ria
berkejar-kejaran
digelanggang biru
bertepi langit
Pasir rata
berulang dikecup
tebing curam
ditantang diserang,
dalam bergurau
bersama angin
dalam lomba
bersama mega”
·
Simbol, merupakan
bentuk bahasa kias yang fundamental dalam ekspresi puitik. Bentuk ini sering
dipertimbangkan sebagai wadah gagasan, dan karenanya sangat dibutuhkan untuk
mengejewantahkan pengalaman-pengalaman yang akan dikomunikasikan. Dapat juga
dikatakan bahwa symbol mempunyai makna lebih banyak daripada ungkapan simbolik
itu sendiri. Berikut puisi dari Sutardji:
SOP
aku sedang makan sop hitam
dari darahku
dan menghisapnya sampai perutku besar
darahku penuh anjing-anjing hitam
melolong menggigit jam
jantungku memompkan kucing-kucing hijau
melingkari pinggang hutan
darahku berteriak
berdentum-dentum
dalam kamus yang tak dicetak
dan tak diterbitkan
aku sedang makan sop hitam
dari darahku
dan menghisap
selahap-lahap segila-gilanya
seperti perempuan dalam film baru
menghisap lengan
Pada
baris puisi tersebut yang menggunakan kata darah melahirkan imaji maut.Darah
dalam puisi tersebut merupakan simbol campuran antara hasrat dan bayangan
maut.
Tipografi
Tipografi
merupakan tatanan larik, bait, kalimat, frasa, kata, dan bunyi untuk
menghasilkan bentuk fisik puisi yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.
Enjambemen
Enjambemen
adalah pemotongan kalimat atau frase diakhir larik, kemudian meletakkan
potongan itu pada awal larik berikutnya.Tujuannya adalah untuk memberi tekanan
pada bagian tertentu ataupun sebagai penghubung antara bagian yang
mendahuluinya dengan bagian berikutnya.
Genre Puisi Baru “Puisi Nadham”
Mari kita simak esai Dimas Indiana Senja, berikut:
ESTETIKA SASTRA NADHOM
Beberapa waktu
yang lalu, tepatnya 20-22 Juni 2014, saya diundang acara launcing buku “Negeri Langit” seri Dari Negeri Poci 5 di Tegal. Acara yang
diselenggarakan oleh Komunitas Radja Ketjil itu pada akhirnya mempertemukan
para penyair lintas kota yang puisinya masuk dalam buku antologi setebal 631
tersebut.
Dalam kesempatan
itu, saya dipertemukan dengan seorang penyair berlatarbelakang santri bernama
Sofyan RH.Zaid.Ada yang berbeda dari penyair yang satu ini, yakni penulisan
puisi yang unik, puisi berbentuk Nadhoman (hal 521-524 dalam buku Negeri Langit). Saya sendiri tercengang
dengan keberanian Sofyan RH Zaid dalam menuliskan puisi-puisinya, yang notabene
belum ada penyair yang memakai gaya nadhoman. Perhatikan puisi ini
MAWAR SIDRAH
jam berhenti sejenak # terdengar suara cecak
seperti denting ribuan logam # kau datang padaku serupa
malam
aku lupa menutup pintu # aku luka melupa nafsu
di kamar kita menjadi bisu # mawar dan sidrah bersatu
; jibril di mana wahyu? # khidir di mana waktu?
Genealogi Nadhoman
Nadhoman pada
mulanya merupakan sebuah tradisi pesantren yang mempunyai kelebihan karena
fungsinya sebagai media pengajaran, nasihat, sekaligus sebagai hiburan.Hal ini
dapat dilihat dalam kitab-kitab kuning karangan para ulama, model penulisannya
berbentuk nadhoman, sehingga pembelajarannya pun sembari dinyanyikan atau
ditembangkan.
Merujuk pada
penelitian Braginsky (1994), maka sekurang-kurangnya ada tiga muatan dalam
sastra berbentuk nadhoman, yakni (a) fungsi hiburan muncul lantaran hadirnya
nadhoman dalam hazanah sastra selalu dinyanyikan baik dengan iringan musik
tertentu maupun tidak; (b) fungsi pendidikan dan pengajaran muncul karena di
samping nadhoman mengekspresikan nilai-nilai dedaktis, yakni pendidikan
nilai-nilai moral Islam dan pengetahuan Islam yang kompleks, nadhoman juga
digunakan sebagai bahan ajar dan atau media pengajaran di kalangan masyarakat
santri; (c) fungsi spiritual muncul lantaran sebagian besar nadhoman
diberlakukan penggunaannya semata-mata sebagai upaya penghambaan diri kepada
Tuhan yakni untuk mempertebal rasa keimanan dan ketaqwaan.
Nadhom, mengutip
pendapat KH. Musthafa Bisri, adalah kalimat yang disusun secara teratur dan
bersajak, baik melalui penguasaan ilmu ‘Arudh
atau hanya menyelaraskan wazan (model) yang telah ada. Model
nadhoman—sebagaimana diungkapkan KH Husein Muhammad dalam pembukaan buku Nadzam Santri—dapat dinikmati berbagai
kalangan, terutama masyarakat bawah, yang saat ini membutuhkan tetesan embun
ilahi yang menyirami kegersangan hati serta kerlip cahaya ketuhanan yang bisa
membuka nurani.
Menyoal puisi-puisi Sofyan ini, saya teringat Roland Barthes, yang dalam
tulisannya berjudul “Style and its Image” (1971), mengatakan bahwa style is
historic concept. Pernyataannya mengindikasikan bahwa ketika kita berhadapan dengan puisi atau sekumpulan puisi yang
menunjukkan ciri kesamaan dalam hal gaya, kita tidak bisa mengelak dari kerja
menghubungkan atau mempertentangkan dengan sajak-sajak sebelumnya. Dalam pada
ini, puisi-puisi Sofyan, dapat dirunut genealoginya dari puisi-puisi sufistik
Hamzah Fansuri yang dikutip dari transliterasi Abdul Hadi W.M. (2001:335), Nurani itu itu haqiqat khatam/
Pertama terang di laut dalam/ Menjadi makhluq sekalian alam/ Itulah
bangsa hawwa dan adam/ atau dalam
khasanah perpuisian Indonesia modern, kita mengenal Linus Suryadi AG, seperti
puisinya berjudul “Nocturno” dalam bukunya Tirta
Kamandanu (1997) /Malam
beranjak/Dilepas lagu/Tercium segrak/Aroma rindu//Dentang-denting/Dentang
jantung/Arloji nyaring/ Di rumah suwung.
Di sini terlihat
jelas, bagaimana sebuah puisi dimisikan untuk membentuk ketukan irama saat
dibaca. Bedanya jika Hamzah Fansuri dan Linus tidak membubuhi tanda # pada
puisi-puisinya, maka Sofyan memakainya secara konsisten, persis dengan Nadhoman
yang ada di kitab, ataupun nadhom syiiran, sebagaimana dalam buku “nadzam
santri” karya K.H Maman Imanulhaq,
agama teh jalan gusti # diambah ku niat suci
ngarah bagja jeung utami # saluyu pituduh Ilahi
Puisi Nadhom
Kita bisa melihat bagaimana permainan rima menjadi sesuatu yang “wajib”
dihadirkan dalam perpuisian model nadhoman.Sofyan berkeyakinan besar bahwa gaya ucap sajak adalah
identik dengan “keindahan bahasa”. Sajak Sofyan seolah menunjukkan bahwa
penyair telaten dengan pergulatan
memilih gaya ucap yang menunjukkan pada makna keindahan bahasa. Pilihan kata yang diupayakan membentuk lari-larik
sajak yang eufonik, baik melalui persamaan bunyi di akhir larik maupun melalui
elitarasi dan asonansi, merupakan penanda akan sikap dan keyakinan Sofyan
sebagai penyair terhadap persoalan gaya ucap. Namun begitu, puisi-puisi Sofyan
tidak semata menonjolkan sisi ritmis puisi, melainkan tetap mempertahankan
substansi dari puisi sebagai sebuah muatan yang ingin disampaikan kepada jamaah
pembaca.
Pola bunyi hadir
lebih intens ketika dilisankan.Dalam pada ini, puisi tak sekadar ingin dibaca
dalam hati, tetapi juga ingin ditonton dan ingin diperdengarkan.Hal ini bukan
tanpa alasan, karena puisi tersebut sebenarnya ingin lebih dekat dengan
pembacanya. Kata-kata yang dipilih Sofyan tidak ingin lewat begitu saja tanpa
hambatan (otomatis), melainkan dengan membentuk pola-pola bunyi yang khas,
kata-kata ingin hadir dengan cara yang tidak biasa (deotomatis), sehingga
dipersepsi dengan cara yang tidak biasa pula, dialami secara lebih intens.
Saya melihat
konsistensi Sofyan dalam menulis puisi berbentuk nadhoman, terbukti sedari
2006—yang terrekam dalam buku Biarkan Aku
Meminang dengan Puisi—sampai sekarang terus menulis puisi jenis ini. Saya
sendiri masih bertanya-tanya, akankah puisi berbentuk nadhoman yang sudah
terlanjur memberi warna dalam khasanah perpuisian Indonesia ini akan bertahan
ke depannya, dalam artian akan menjadi sebuah pilihan gaya berpuisi, atau
bahkan akan hilang karena perbedaan yang mencolok itu sendiri, yang barangkali
banyak media yang tidak menyukainya? Kita tunggu.
Pustaka Senja, 2014
Teknik Kreatif Menulis Puisi
Teknik
Peta Pasang Kata yakni cara merangkai kata menjadi susunan baris puisi yang
menarik. Cara ini dilakukan dengan mengingat-ingat sesuatu yang dialami,
dilihat, atau didengar yang kemudian dituangkan/ditransformasikan dalam bentuk
diksi (pilihan-pilihan kata yang sesuai).Berdasarkan eksplorasi terhadap
pengalaman ini dapat mematik inspirasi untuk memunculkan diksi-diksi lain yang
sangat luar biasa.
Langkah
kedua yaitu mengaitkan kata dengan yang lain (memasangkan kata).Pada tahap ini
dibutuhkan keberanian untuk merangkai kata tanpa ada rasa takut karena salah
dalam menyusunnya.Dalam menulis puisi ada kebebasan penyair untuk menuangkan
idenya tanpa harus merasa benar atau salah.Seorang penyair mempunyai kebebasan
menulis puisi untuk menyimpang dari kaidah kebahasaan yang dikenal dengan
istilah licensia poetica. Contoh:
mentari murka, bulan ramah, aroma dusta, malaikat biru hitam hati, luka kaca,
mata lupa, dan lain-lain.
Langkah
ketiga mengembangkan kata-kata yang tersusun acak menjadi larik-larik yang menarik
dalam puisi.Seorang penyair memiliki kebebasan dalam membuat susunan larik yang
tidak terikat oleh sintaksis kebahasaan secara umum. Contoh: // Aroma luka
bermuara pada/ mata mata hati dan mata kata/ mata luka karna dusta menata/ juga
alpa meraja//
Langkah
keempat yaitu memperhatikan subject
matter (pokok persoalan) yang sudah tertuang dalam larik-larik puisi. Pokok
persoalan yang diangkat dalam larik-larik tersebut dapat menunjukkan hal-hal
apa yang dibicarakan/ terdapat dalam bait itu. Langkah kelima yaitu menentukan
larik-larik yang mempunyai nuansa sama, berdekatan, memiliki jalan pikiran yang
runtut, sehingga kalau larik-larik yang dirangkai itu akan menjadi sebuah puisi
yang mempunyai cerita runtut, mempunyai amanat, serta memiliki tema.
Langkah
keenam, menentukan tipografi puisi yang akan dibuat. Tipografi ini dapat dibuat
seperti bentuk yang menyerupai huruf, gambar, binatang, garis, dan lain-lain.
Tentu saja pilihan tipografi ini akan mendukung serta memperkuat terhadap makna
puisi yang dibuat.
Langkah
ketujuh yaitu memilih judul.Judul yang dipilih hendaknya dapat representatif
dan menarik.Selain itu, judul puisi hendaknya mempunyai daya bayang, daya
rangsang, dan daya kenang yang mendalam. Tanpa memperhatikan unsur tersebut,
sulit untuk mengakategorikan apakah
puisi yang sudah dibuat tergolong puisi yang menarik atau tidak.
Rekomendasi
Bahan Bacaan dan nama-nama penyair Indonesia:
·
Puisi karya Mustofa Bisri
·
Puisi karya Emha Ainun Nadjib
·
Puisi karya Sapardi Djoko Damono
·
Puisi karya Chairil Anwar
·
Puisi karya W.S Rendra
·
Puisi karya K.H Mustofa Bisri (Gus Mus)
·
Puisi karya Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)
·
Puisi karya Acep Zam Zam Nor
·
Umbu Landu Parangi
·
Sutardji Coulzoum Bachri
·
D Zawawi Imron
·
Afrizal Malna
·
Amir Hamzah
·
Ahmadun Yosi Herfanda
·
Hanna Fransisca
·
Dewi Lestari (dee)
·
Nadham Cinta & Suluk Senja Dimas Indiana Senja (mas Dim)
·
Seribu Doa di Pelabuhan Waktu Aulia Nur Inayah (kak Aul)
·
Buku Berkenalan dengan Puisi
·
Dan lain-lain.
Bergabung
di group atau fans page kepenulisan:
·
Sastra Minggu
·
Komunitas Negeri Poci
·
Oase Pustaka
·
Meta Kata
·
Penerbit Hanami
·
Puisi Menolak Korupsi
·
Memo Penyair
·
Tifa Nusantara
·
Lentera Sastra
·
Forum Aktif Menulis
·
Asrifa
·
Penerbit Oksana
·
Komunitas Bisa Menulis
·
Dan lain-lain
Cerpen
dan Novel
Bahan ajar berikut
ditulis dengan tidak formal, tidak memenuhi kaidah penulisan modul, dan tidak
memperhatikan EYD. Tetapi modul ini ditulis dengan penuh semangat dan kasih
sayang kepada adek-adekku yang sedang belajar menulis seperti saya. Saya
menulis ini bukan karena saya hebat, tapi karena saya lebih berpengalaman saja.
Jadi akan saya bagikan pengalaman saya kepada adek-adek sekalian.
A.
Perbedaan Cerpen dan Novel
Cerpen
dan novel berasal dari satu genus, tetapi berbeda spesies. Sama-sama dalam
bentuk narasi atau cerita, tetapi berbeda dalam gaya penyampaiannya. Mempunyai
unsur-unsur intrinsik yang sama, tapi agak berbeda dalam penerapannya. Meski
antara novel dan cerpen mempunyai banyak kesamaan, dalam modul ini tidak akan
membahas ke arah sana, tapi lebih kepada perbedaannya. Kenapa? Karena banyak
penulis pemula yang salah kaprah ketika menulis cerpen atau novel. Ketika
menulis cerpen, tetapi menggunakan gaya bahasa novel. Bahkan terkadang seperti
puisi. Termasuk saya juga berpengalaman dengan hal tersebut. Tidak
tanggung-tanggung, saya terjebak dalam kesalah kaprahan yang parah itu selama
hampir 1 tahun. Jadi saya tidak ingin hal yang sama terjadi kepada teman-teman
atau adik-adikku tercinta yang sedang sungguh super duper sangat bersemangat
sekali menulis nantinya tersesat seperti saya. Saya ingin dari awal teman-teman
atau adik-adik tercinta shiratal mustaqim, berada di jalan yang lurus dan
benar.
Apa
saja perbedaan antara cerpen dan novel? Yuk,,, check it out :
Eh, tapi
sebelumnya dipending dulu perbedaannya. Mari kita mengenal lebih dalam terlebih
dahulu tentang unsur-unsur intrinsik atau unsur-unsur pembangun cerita.
1.
Tema
Tema adalah hal
pertama yang harus kita pikirkan. Kita tidak bisa menjalankan cerita tanpa
tema. Jangankan cerita, bahkan menentukan judul saja tidak bisa. Tema adalah
permasalahan utama yang menjiwai seluruh cerita/karangan. Tema dapat ditemukan
dengan mengidentifikasi konflik yang terdapat dalam cerita tersebut. Tema
biasanya dirumuskan dalam kalimat/pernyataan yang singkat & padat.
Misalnya :
Tema : percintaan,
kehidupan sosial, lingkungan hidup, agama, dsb.
2.
Setting atau latar
Adalah segala
keterangan mengenai waktu, ruang/tempat, dan suasana terjadinya
lakuan/peristiwa dalam cerita. Hati-hati dengan bagian ini. Sebaiknya kita
dalam menentukan setting jangan terlalu percaya pada imajinasi kita. Karena
kemampuan imajinasi kita untuk menciptakan sebuah tempat, waktu, dan suasana
pastilah terbatas. Kombinasikan antara realita dan imajinasimu. Contoh kalau
kita akan membuat cerita horor, kita mengambil setting tempat rumah kosong.
Bayangkan rumah kosong yang pernah kita lihat atau bisa juga kita mencari rumah
kosong kemudian mengunjunginya demi mendapat setting yang kuat. Jika tidak mau
repot kita bisa mengambil rumah kita sebagai setting cerita. Di sinilah kita
bisa mengkombinasikannya dengan imajinasi. Bayangkan saja rumah kita banyak
sarang laba-laba, warna catnya sudah pudar, sebagian lampu mati dan sebagian
redup, terkadang juga berkedip-kedip.
3.
Sudut pandang
Adalah posisi
pengarang dalam ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam ceritanya tersebut
(pengarang berada di dalam cerita).
Namun, bisa juga
dia hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar cerita).
Sudut pandang
dibagi menjadi tiga, yaitu :
·
Sudut pandang orang pertama
·
Sudut pandang orang ketiga
·
Sudut pandang campuran
a.
Sudut pandang orang pertama
Pada sudut pandang
orang pertama, posisi pengarang berada di dalam cerita. Ia terlibat dalam
cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa tokoh utama atau tokoh
pembantu). Salah satu ciri sudut pandang orang pertama adalah penggunaan kata
ganti ‘aku’ dalam cerita. Oleh karena itu, sudut pandang orang pertama sering
disebut juga sudut pandang akuan.
b.
Sudut pandang orang ke tiga
Pada sudut pandang
orang ketiga, pengarang berada di luar cerita. Artinya dia tidak terlibat dalam
cerita. Pengarang berposisi tak ubahnya seperti dalang atau pencerita saja.
Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti ‘dia’ atau
‘nama-nama tokoh’. Oleh sebab itu, sudut pandang ini disebut pula sudut
pandang diaan.
Sudut pandang
orang ketiga terbagi menjadi dua yaitu :
·
Sudut pandang orang ketiga serba tahu (pengarang mengetahui
segala tingkah laku, perilaku, keadaan lahir dan batin tokoh cerita).
·
Sudut pandang orang ketiga terarah (pengarang hanya sebatas
mengetahui kondisi lahiriah dari para tokohnya).
c.
Sudut pandang campuran
Yaitu pengarang
menceritakan tokoh melalui lebih dari satu sudut pandang/lebih dari satu tokoh.
Untuk lebih memahami sudut pandang ini, Silahkan baca novel Taufiqurrahman
Al-Azizy yang berjudul Kitab Cinta Yusuf Zulaikha. Di perpustakaan ndalem ada.
Saya juga punya, seilahkan boleh pinjam.
4.
Tokoh
Adalah individu
rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan (memiliki sifat/watak) di dalam
berbagai peristiwa dalam cerita. Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh
dibedakan menjadi tiga yaitu tokoh utama, tokoh pembantu, dan figuran.
Sedangkan berdasarkan wataknya, tokoh dibagi menjadi tiga yaitu tokoh
protagonis (tokoh baik), tokoh antagonis (tokoh jahat), dan tokoh tritagonis
(tokoh penengah)
5.
Penokohan
Adalah cara
pengarang dalam menyajikan/menggambarkan watak tokoh dan penciptaan citra
tokoh. Penokohan secara umum dibedakan menjadi dua yaitu :
·
Penokohan secara langsung (analitik)
·
Penokohan secara tidak langsung (dramatik)
a.
Penokohan secara langsung
Artinya
pengarang secara langsung menjelaskan watak/citra dari tokoh tersebut dengan
kata-kata. Misalnya bahwa tokoh A adalah orang yang cerewet dan suka mengadu
domba. Atau bahwa fisik tokoh B adalah cantik, rambutnya hitam tergerai, dsb.
b.
Penokohan secara tidak langsung
Artinya
penggambaran `watak/citra tokoh dilakukan secara tersamar.
Pada penokohan jenis ini,
pembaca bisa menyimpulkan watak seorang tokoh dari :
·
pikiran tokoh
·
dialog/ucapan tokoh
·
tingkah laku/tindakan tokoh
·
lingkungan sekitar tokoh
·
reaksi/tanggapan dari tokoh lain
·
keadaan fisik tokoh
6.
Alur atau plot
Adalah
rangkaian/jalinan antar peristiwa/ lakuan dalam cerita.
Sebuah cerita sebenarnya terdiri
dari berbagai peristiwa yang memiliki hubungan sebab -akibat. Misalnya karena
ada peristiwa 1 (pacarnya lari) maka akibatnya terjadilah peristiwa 2 (tokoh A
frustasi). Jalinan itu yang dinamakan alur/plot.
·
Alur maju (alur lurus)
Rangkaian peristiwanya bergerak
maju dari awal ke akhir (kronologis)
·
Alur mundur (alur flashback)
Rangkaian peristiwanya bergerak
mundur dari akhir ke awal (set back)
·
Alur campuran (maju-mundur)
Rangkaian peristiwa bergerak
secara acak.
Alur
cerita dalam cerpen maupun novel dapat dipetakan sebagaimana gambar berikut ini
:
7.
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin
kita sampaikan kepada pembaca. Sebenarnya tanpa kita menentukan pesan yang
ingin kita sampaikan, tanpa sadar kita telah menyelipkan pesan kepada pembaca
melalui tulisan kita. Pesan tercipta dengan sendirinya ketika kita membuat
konsep cerita. Namun sangat alangkah baiknya kita menyampaikan pesan kepada pembaca
secara sadar. Karena biasanya pesan yang secara sadar kita selipkan ke dalam
cerita akan lebih mengena di hati pembaca.
Akhirnya kita
sampai pada perbedaan antara novel dan cerpen :
No
|
Unsur
|
Novel
|
Cerpen
|
1
|
Alur
|
Kompleks (mengandung beberapa
unsur yg pelik, rumit, sulit, dan saling berhubungan
|
Sederhana
|
2
|
Konflik
|
Mengubah nasib tokoh
|
Tidak mengubah nasib tokoh
|
3
|
Panjang cerita
|
Menceritakan sebagian besar
kehidupan tokoh
|
Mencertiakan kehidupan tokoh yang
dianggap penting
|
4
|
Penokohan
|
Karakter tokoh disampaikan secara
mendetail
|
Karakter tokoh tidak diceritakan
secara mendetail
|
Untuk bisa lebih
memahami tabel di atas, mari kita protoli satu persatu.
1.
Cerpen yang sederhana VS Novel yang banyak tingkah
Langsung
ke contoh. Karena saya yakin orang lebih mudah mencontoh dari pada berusaha
memahami. Buktinya banyak yang suka mencontek dari pada belajar (yang ngrasa ga
usah jengkel lantas ga mau lanjutin baca. Saya aja yang ngrasa mau lanjutin
nulis modul ini. hehe).
Misal,
seorang anak desa yang bermimpi menjadi astronot (cita-citaku dulu. Ga sadar
diri benget. Wkwk). Untuk bisa meraih cita-cita anak itu harus sekolah yang
tinggi. Jika gagasan ini dinovelkan maka cerita yang tersaji adalah mulai dari
anak ini menyatakan mimpinya, kemudian melanjutkan sekolah terhalang biaya,
begitu bisa sekolah tinggi dan berniat kuliah ke jenjang yang berkaitan dengan
astronot, tapi ternyata Indonesia tidak punya pengembangan pesawat antariksa.
Tidak ada jalan lain selain kuliah ke luar negeri yang mana adalah kemustahilan
yang nyata baginya. Akhirnya dia menjadi penulis dongeng tentang luar angkasa
dengan makhluk-makhluk yang dia bayangkan sendiri.
Berbeda
jika kisah anak itu diceritakan dalam bentuk cerpen. Misal, hanya menceritakan
pertengkaran anak tadi dengan orang tuanya karena berbeda prinsip. Si anak
kekeh sekolah, tetapi orang tuanya kekeh tidak akan menyekolahkan anaknya
karena miskin.
2.
Nasib tokoh dalam cerpen VS nasib tokoh dalam novel
Pada
cerpen nasib tokoh tidak berubah gara-gara konflik yang dia alami. Namun pada
novel konflik yang dialami tokoh menyebabkan perubahan nasib pada tokoh. Kita
menggunakan contoh yang sama dengan contoh di atas. Pada novel, tokoh anak tadi
mengalami perubahan nasib. Dari anak orang miskin menjadi penulis dongeng. Jika
dalam cerpen anak tersebut nasibnya tidak berubah. Contohnya anak tersebut
bertengkar dengan orang tuanya tentang melanjutkan sekolah. Pada akhirnya anak
itu tidak sekolah dan masih miskin.
3.
Cerita pendek VS cerita panjang (disingkat novel)
Sangat
jelas letak perbedaannya. Tapi akan saya jelaskan lebih jelas lagi agar kalian
lebih jelas dalam memahami sesuatu yang sebenarnya sudah jelas ini. jika cerpen
menceritakan tokoh hanya pada suatu waktu tertentu (sehari, dua hari, seminggu.
Yang jelas tidak sampai bertahun-tahun ya), sementara novel bisa menceritakan
tokoh dari remaja sampai dia dewasa dan menikah.
4.
Karakter tokoh cerpen VS karakter tokoh novel
Jika cerpen tidak
akan mendeskripsikan tokoh dari ujung rambut sampai ujung kepala. Sedangkan
novel biasanya diceritakan dari ujung rambut sampai ujung kepala. Tapi tidak
sampai ke dalam-dalam loh yah. Eh,,lupakan! Bahkan dalam novel deskripsi rambut
disebutkan kriting tidaknya, warnanya, panjangnya, dll. Kalau cerpen tidak
perlu sedetail itu. Hal yang sama juga berlaku dalam menampiilkan karakter
tokoh.
Untuk membuat sebuah novel
memang perlu belajar lebih ulet ketimbang menulis cerpen. Namun pada modul ini
tidak akan dibahas mengenai bagaimana menulis novel, soalnya bakal panjang
lebar. Selain itu sebenarnya sudah ada modul khusus yang membahas novel. Modul
itu dari penerbit Kaki Langit Kencana. Bagi teman-teman yang ingin mengkopinya
silahkan, hubungi senior-senior di pondok pena.
B.
Sedidkit tips dan trik menulis
Langkah-langkah
membuat cerpen :
Ketika kita akan membuat cerpen pertama-tama
yang paling kita buat adalah konsep cerita. Membuat konsep cerita gampang.
Buatlah konsep cerita kita atau garis besar cerita dalam beberapa kalimat/paragrap
dengan berpedoman pada segi tiga cerita.
Setelah konsep jadi,
kita tinggal mengembangkannya menjadi cerita utuh. Sangat gampang bukan? Dengan
adanya konsep awal tadi, kita jadi tidak akan mengalami kebuntuan dalam
mengembangkannya menjadi cerita utuh. Tidak seperti ketika kita langsung
membuat sebuah cerita utuh tanpa bantuan konsep awal sebagai patokan. Walau pun
bagi penulis-penulis yang sudah hebat yang seperti itu biasanya tidak mereka
pakai, tapi biasanya para penulis hebat menggunakan cara itu di awal perjalanan
kepenulisannya. Jangan lupa, penulis profesional pasti pernah menjadi amatir
sebelumnya.
Teknik dasar menulis
cerita
Show don’t tell
Cara Maggie Menyampaikan Moral Cerita Tanpa
Memberitahu Pembaca (Resensi Novel Winter Dreams)
by Anto
Dachlan
Bagaimana jika saya katakan ada sebuah novel yang bisa mengajari
anda teknik menulis show, don’t tell.
Benar.
Winter Dreams – diluar isinya – menunjukkan kepada anda cara
menggunakan teknik menulis ‘tampilkan, jangan katakan’ yang sebenarnya.
Mari kita lihat.
Sekilas Tentang Show, Don’t Tell
Tampilkan, jangan katakan
Hampir semua penulis fiksi mengetahui prinisp ini. Tapi
menerapkannya itu soal berbeda.
Contohnya seperti ini :
Versi mengatakan :
Ia tampak seperti putri kerajaan Eropa.
Versi menampilkan :
Perempuan berambut pirang dan bermata kehijauan…… Tubuhnya kurus
dan dilapisi jas overcoat yang terbuat dari kulit dengan kerah tebal berbulu.
Ia juga mengenakan sepasang sarung tangan dan sepatu boot.
(Walau untuk kasus ini, Maggie juga menggunakannya dengan baik –
seperti contoh diatas).
Tapi anda mesti ingat…
Penerapan Teknik Show, Don’t Tell Dimaksudkan Untuk Keseluruhan
Cerita
Khususnya dalam usaha menyampaikan moral cerita kepada pembaca.
Penulis dituntut menampilkan moral cerita
ketimbang mengatakannya lansung.
1/8 fakta-fakta keras melayang di atas air. Sementara 7/8 bagian
cerita berupa struktur pendukung, lengkap dengan simbolisme, berada jauh di
kedalaman.
Sebagai perbandingan…
Anda bisa melihat contoh buruk penyampaian moral cerita pada
jenis sinetron religi di televisi.
Lazimnya sinetron religi berupaya menyampaikan moral cerita
dimana kebajikan pasti menang melawan kejahatan.
Biasanya anda akan menemukan penulis skenarionya -melalui mulut
karakter- memberikan petuah kebenaran di sekujur tayangan.
Dan diakhir cerita..
Sosok karakter berjubah dan bersorban dan berjenggot kerap
muncul, memberi nasehat tentang kebenaran kepada penjahat – yang akhirnya
bertobat setelah mendengar petuah tersebut.
Begitu gamblang pembaca menyaksikan moral cerita mengambang
diatas permukaan.
Sekarang…
Mari kita lihat versi menampilkan, seperti…
Cara Maggie Melakukannya Dalam Winter Dreams
Melalui tokoh Aku (Nicky), Maggie ingin menyampaikan kepada
pembaca mengenai makna cinta sejati -perjalanan Nicky selama semusin di Boston,
USA, hanya kemasan.
Tapi Maggie tidak pernah mengatakan kepada pembaca mengenai arti
cinta sejati baik melalui narasi, dialog atau pikiran karakternya.
Maggie memilih menyembunyikan moral dibalik cerita.
Untuk memahami makna cinta sejati, Maggie justru mengajak
pembaca membandingkannya dengan yang bukan cinta sejati.
Jadi alih-alih bercerita tentang hubungan Nicky dengan Natalie,
Maggie lebih banyak menyoroti jalinan asmara Nicky dengan Polina, kemudian
dengan Esme.
Disisi lain..
Nicky digambarkan tidak menyadari kalau sebenarnya dia mencintai
Natalie..sahabatnya sekaligus istri dari sahabatnya, Dev.
Namun dengan membandingkan kisah ‘’cinta semu’ Nicky dengan
Polina & Esme, pembaca jadi mudah memahami makna cinta sejati Nicky kepada
Natalie.
Baik, Anda Mungkin Bertanya
Bagaimana pembaca bisa tahu kalau itu cinta sejati ?
Apalagi Maggie sendiri menunjukkan karakter Nicky tidak
menyadari dirinya mencintai Natalie ?
Disinilah teknik show don’t tell bermain.
Menampilkan Lewat Adegan
Tidak sekalipun Maggie mengatakan, baik melalui
ucapan atau pikiran Nicky, tentang perasaannya terhadap Natalie.
Maggie memakai adegan demi adegan untuk menampilkan gambaran
cinta sejati yang dirasakan Nicky terhadap Natalie.
Berikut antara lain penggalan adegannya :
Nicky bersama Artin, mentor menulisnya – Hal. 234
“ Oh, aku turut menyesal.”
“Kenapa?”
“Kukira..”
“Kami hanya teman.”
Artin mulai mengunyah, mulutnya penuh“Right.”
Nicky bersama Reno, sahabatnya – Hal. 267
“Sudah berapa lama kau menaruh hati pada istri sahabatmu ?’
“Apa?”
“Ayo jujur.”
“Kau tahu aku tinggal bersama esme,”kataku.
Nicky bersama Esme, pacar keduanya – Hal. 270
“Kau mempermalukan aku dihadapan teman-temanmu,” katanya tegas.
“ dan lebih parah lagi kau melakukannya hanya untuk—“
…………..
“Hanya untuk menarik perhatian dia..”
Nicky bersama Natalie di pertemuan terakhir mereka – Hal. 285
Natalie menggengam tanganku terlalu erat. “Come inside. We’ll
celebrate. I’m freezing.”
“ I should get going.”
“Nicky…”
Lihat.
Tidak ada pemberitahuan tentang makna cinta sejati.
Yang ada hanya adegan demi adegan antara Nicky dengan seluruh
karakter dalam cerita..
Sementara makna cinta sejati -moral cerita- dengan segala
simbolnya mengendap jauh dikedalaman.
Tapi pembaca dengan mudah menelusuri jejak demi jejak dari
setiap adegan kemudian merangkumnya sendiri.
Benar..
Pembaca bisa menangkap bagaimana Nicky akhirnya menemukan makna
cinta sejati pada sosok Natalie, hanya melalui adegan-adegan yang ditampilkan
Maggie.
..Dan bukan karena Maggie mengatakannya lansung kepada pembaca.
Mengembalikan Kedaulatan Pembaca
Sekarang ini kebanyakan karya fiksi menggurui pembaca.
Pembaca tidak lagi menemukan kemewahan menginterpretasi cerita
karena intervensi penulis –> Click to Tweet
Padahal, menangkap moral cerita mestilah hak pembaca.
Tapi Winter Dreams adalah pengecualian.
Novel ini berbeda karena kemampuan Maggie Tiojakin menggunakan
teknik show don’t tell.
Anda juga bisa mencobanya saat membuat novel atau cerpen anda
sendiri.
Cara
Menulis Cerita Pendek Yang Bisa Anda Pelajari Dari Kumcer Ernest Hemingway
by Anto Dachlan
Nah, sekarang kita akan meresensi salah satu kumpulan cerpen
terbaik Ernest Hemingway.
The Fifth Column (Angkatan Kelima).
” Pada jaman dulu mereka menulis betapa manis dan terhormat
orang yang mati demi negaranya. Tapi dalam perang modern kematianmu tidak lagi
manis dan terhormat. Seperti seekor anjing kau akan mati tanpa alasan yang
jelas.. (Notes for the Next War, Ernest Hemingway) “
Melalui 3 baris kalimat notes-nya diatas, Ernest
Hemingway mencoba mengidentifikasi makna perang di era modern sebagai
latar 1 karya drama, dan 4 cerita pendek mengenai kehidupan manusia dalam
bukunya ini.
Bagi yang pernah menonton film bersetting perang semacam Brave
Heart, Lord of The Ring, The Last Samurai, maka
bersiaplah untuk kecewa saat membaca buku kumpulan cerita pendek ini.
Anda takkan menemukan seorang pun pahlawan didalamnya.
Perang yang ‘seharusnya’ mengisahkan tokoh pejuang, pemberani,
ditangan Hemingway malah diisi oleh para penakut, pengecut & pengkhianat
sebagai tokohnya.
Tapi disinilah kekuatan utamanya.
Peraih Nobel Kesusateraan tahun 1954 ini
membawa kita hadir ditengah kancah Perang Sipil Spanyol tahun 1937 untuk
menyaksikan betapa perang hanya semata aktivitas saling membunuh antar manusia.
Tak kurang, tak lebih.
Tema Besar dalam Gambaran
Kecil
Pada cerpen PENGADUAN (Hal.161-183), tokoh Aku (sudut pandang
orang pertama subjektif) bersama seorang Waiter Bar terjebak dalam konflik
bathin.
Keduanya terpojok pada keharusan mengadukan seorang kawan
lamanya (Luis Delgado) yang dalam perang tersebut berdiri dipihak lawan mereka.
Tokoh Aku dan Waiter bar diawal cerita saling mengharap dan
menekan satu sama lain untuk memikul tanggung jawab mengadukan Lusi Delgado
pada markas polisi pemerintah.
Mereka pada satu sisi terbebani dengan keberanian Luis Delgado
yang hadir di Bar tersebut yang notabene berada dalam wilayah demarkasi mereka.
Disisi lain mereka tidak mau dianggap berkhianat karena tidak
melaporkan keberadaan sang musuh tersebut kepada polisi.
Dengan cara bertutur yang kuat dan cepat khas Hemingway kita
juga disodori oleh deskripsi Bar Chicote’s sebagai latar tempat.
Meminjam Bar tersebut, Hemingway menelanjangi sisi kemanusiaan
kita yang cenderung tidak masuk diakal. Bagaimana para pengunjung bar yang baru
saja membunuh dipagi hari atau mereka yang dijadwal untuk maju ke garis depan
esoknya bisa terlibat dalam pembicaraan dengan topik-topik ringan khas obrolan
antar tetangga di waktu damai.
Bagaimana seorang Luis Delgado yang berani mengambil resiko mati
dengan pergi ke Bar tersebut yang berada dalam wilayah kekuasaan lawannya,
hanya untuk memenuhi hasrat manusiawinya; yaitu bertemu dan bercengkerama
dengan sahabat-sahabat lamanya.
Inilah pesan yang ingin disampaikan oleh Ernest Hemingway.
Perang bagaimanapun ganasnya tak mampu membunuh sisi-sisi
kemanusiaan seseorang sebagai homo socius.
Dan pada akhir cerita, tokoh Aku menelpon polisi yang akhirnya
menangkap Lusi Delgado, Memintanya memberitahu Luis Delgado bahwa dialah (Aku),
sahabat lamanya yang mengadukannya.
Tokoh Aku ingin menegaskan bahwa dia –sebagai sahabat- masih
punya sisi kemanusiaan yaitu, Rasa Bertanggung jawab.
Di 3 Cerpen berikutnya; Kupu-kupu dan Tank, Malam Sebelum
pertempuran, Di atas Punggung Bukit, Hemingway kembali menggunakan sudut
pandang tokoh Aku dalam melukiskan konflik-konflik kecil para tokoh ceritanya
sebagai media penyampaian pesan.
Konflik kecil yang seolah tak ada artinya dihadapan perang besar
dimasa itu justru diolah sebagai tema besar dalam mendefinisikan makna sejati
perang itu sendiri.
Show Don’t Tell
Buku yang isinya ditulis tahun 1937 ini sebenarnya sangat cocok
bagi para penulis pemula yang hendak belajar menulis fiksi.
Hemingway mengajar kita teknik menggiring pembaca seolah hadir
sendiri dalam latar waktu & tempat terjadinya peristiwa.
Kalimat singkat, paragraf singkat, kalimat aktif & positif.
Itulah
3 rumus dasar Hemingway dalam menulis cerpen.
Anda juga bisa meniru cara dia menyisipkan pesan/moral cerita
secara tersirat.
Hemingway tidak menaruh pesan secara kasar & amatir lewat
tuturan dialog atau di ending cerita sebagaimana kebiasaan banyak penulis
sekarang.
Dia justru menyisipkannya secara halus dan hati-hati, tersebar
merata pada semua paragraf dengan jalan menunjukkan (Show), bukan
mengatakan (Don’t Tell).
Pembaca akan terkejut dengan kecerdasannya sendiri, saat
berhasil menemukan pesan/moral cerita begitu selesai membaca tanpa merasa
digurui oleh si pengarang.
Tak salah kalau Erza Pound menyebut Ernest Hemingway sebagai
‘Penulis prosa dengan gaya terbaik di dunia’.
The Fifth Column ( Angkatan Kelima). Penerjemah Ahmad
Najib, Abd. Mukhid. Penerbit Pedati, Pasuruan. Cetakan I, Agustus 2003. Tebal
Buku : 293 hal
Contoh cerpen
Koran kompas
Dokter Isman
Post: 09/20/2002 Disimak: 326 kali
Cerpen: Wilson Nadeak
Sumber: Kompas, Edisi 01/13/2002
KEPADA kawan-kawan dan pasiennya yang akrab dengannya,
dokter Isman selalu memberi resep sebagai berikut. Jangan sekali-sekali menulis
pesan penting. Jangan membuat catatan dari rapat yang Anda hadiri. Jangan menuliskan
nama di dalam daftar hadir. Jangan membuat surat yang panjang maupun pendek
yang isinya mengenai janji, pengalaman hidup dan kesaksian mengenai sesuatu.
Jangan memasang telepon di rumahmu jika kau ingin tenang dan tidak diganggu orang.
Jangan gunakan handphone karena itu selalu menghambat perjalananmu dan membuat
engkau berada di bawah pengaruh orang lain. Rencanamu akan terganggu karena
orang lain memberi sugesti kepadamu.
Masih ada sejumlah "jangan" lain yang
disarankan dokter Isman. Kawan-kawan karibnya manggut-manggut mendengar
"resep" yang tidak lazim itu. Ia bukannya memberikan resep atau obat,
tetapi sebuah nasihat. Namun kawan-kawannya senang bergaul dengannya.
Pasien-pasiennya banyak. Perawat yang membantunya selalu kewalahan mengatur
waktu. Sampai jauh malam, pasien selalu berdatangan, mulai dari golongan atas
sampai kepada golongan bawah. Dokter Isman tidak memasang tarif. Ia membiarkan pasien
membayar sesuai dengan kemampuannya. Ia memberi resep obat generik, jarang
antibiotik. Bahkan, sebagian pasien membayar dengan hasil tanamannya, membuat
perawat yang membantunya agak bingung, mau diapakan hasil tanaman itu. Tetapi dokter
Isman senyum-senyum saja.
Waktu ia mahasiswa kedokteran, kerapkali ia harus
menjual minyak tanah keliling Ja-karta, dengan kereta roda. Ia pakai topi agar sengat
Matahari Jakarta tidak membuat kulit wajahnya gosong. Ia tidak pulang ke rumah sebelum
semua minyak tanahnya laku. Kadang-kadang ia bermalam dekat warung pinggir
jalan, dan subuh pulang kemudian kuliah. Waktu tamat dari fakultas kedokteran, ia
ditempatkan di sebuah pulau di Indonesia bagian timur sebagai dokter inpres. Bertahun-tahun
ia berbakti di pulau terpencil itu. Seorang kawannya, dokter wanita yang masih
muda yang penuh antusiasme, meninggal dunia karena terserang penyakit malaria. Sulit
sekali mencari obat di sana. Obat-obat bantuan LSM tertentu banyak yang digunakan
untuk mengobati penduduk yang jauh terpencil di pedalaman. Ia harus mengajari
penduduk agar menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi penyakit. Honor
inpresnya dipakai untuk membeli obat.
Kerapkali ia tidur di gubuk petani dan makan seadanya.
Malam-malam tanpa lampu itu ia mengenangkan kembali kampung halamannya. Ia
tidak bisa menghalau bayangan ayahnya yang pada suatu hari didatangi orang yang
tidak dikenal. Ayahnya dijemput dari rumah, dan tidak pernah kembali. Waktu ia
masih duduk di SD kelas dua. Ia tidak mengerti mengapa. Tetapi samar-samar ia
mendengar penjemput ayahnya membentak ibunya, bahwa ayahnya terdapat dalam daftar
nama pengikut organisasi terlarang. Ia tidak mengerti apa itu "organisasi terlarang".
Ketika itu banyak orang berbicara atas nama "rakyat". Setahunya,
ayahnya hanyalah petani kecil, petani yang hanya mengandalkan hidupnya dari
sepetak ladang dan sebidang sawah yang diwarisi dari orang tuanya.
Sejak kepergian ayahnya, ibunya sering tengah malam
terbangun dan menangis. Ketika ia terbangun, ibunya mengelus-elus kepalanya.
"Tidurlah, Nak!" "Mengapa Ibu menangis" "Tidak
apa-apa," jawab ibunya sambil menyelimuti tubuhnya dan kedua adiknya perempuan
yang masih kecil.Subuh sekali, ibunya sudah menanak nasi, menyiapkan makanan di
atas meja-sedikit nasi, ubi jalar, ikan asin dan sayur-lalu berangkat ke sawah.
Ia memberi makan adiknya dan kemudian ia pergi berjalan kaki ke sekolah.
Ketika tamat dari SMP, seorang adik bapaknya yang
bekerja di Jakarta memerlukan orang menjaga rumah dan anak-anaknya. Ia
dipanggil dengan janji akan disekolahkan. Di rumah pamannya ini, ia harus
bekerja keras, memandikan saudara sepupunya, memberi mereka makan dan menyertai
mereka ke sekolah. Petang hari ia sekolah di SMA sampai ia tamat dan diterima
di sekolah kedokteran.
***
TIGA tahun ia melaksanakan tugas sebagai dokter
inpres. Ia bertugas dari sebuah pulau ke pulau lainnya, mengobati orang-orang
yang tidak mampu membayar obat. Kebeberangkatannya dari pulau terpencil itu
ditangisi penduduk setempat. Ia sendiri merasa sedih meninggalkan mereka. Namun,
ia menyadari bahwa pelayanannya harus ditingkatkan melalui perkembangan ilmu pengobatan.
Ia ingin meningkatkan pengetahuannya di bidang medis. Ia mengambil spesialisasi
jantung.Ibunya dari kampong halaman mengirim surat kepadanya, isinya, agar ia
segera menikah. Jika ia tidak menemukan jodoh di kota, ibu bersedia mencarikan
calon menantunya. Surat itu membuat hatinya agak trenyuh. Selama ini ia kurang
memperhatikan calon istri. Di Jakarta ia memang buka praktik sebagai dokter
umum sementara kuliah lanjutan. Tapi anehnya, ia membalas surat ibunya dengan
singkat: Ibu, aku mengasihimu seperti diriku sendiri. Kalau bisa, biarlah kedua
adikku ibu kirimkan ke Jakarta, tinggal dengan aku. Kalau bisa, aku akan
menyekolahkan mereka ke sekolah perawat, sekolah itu memberi jaminan pekerjaan
hidup dan masa depan mereka. Ibunya datang dengan kedua adiknya. Adiknya yang
bungsu masih di SMA dan adiknya yang lebih besar dimasukkannya ke sekolah
perawat. Ibunya tinggal bersama-sama dia beberapa bulan, lalu pamit, pulang. Ia
selalu berbicara mengenai sawah dan ladang yang ditinggalkan, lagipula Jakarta
terlalu panas baginya. Di seberang, kampung halamannya, udara pegunungan agak
segar.Dua tahun kemudian, ia mendapat berita dari kampung halaman, surat kilat
dari kerabat dekatnya yang memberitahukan bahwa ibunya kerapkali pingsan. Ia
pulang sebentar karena spesialisasinya sudah selesai. Ditemukannya ibunya
berbaring di atas divan.
"Aku datang, Bu," kata dokter
Isman."Dekatlah ke mari, Nak," kata ibunya dengan suara pelahan. "Penyakit
jantungku kumat, Nak.""Oh," kata Isman terkejut. "Sejak
kapan Ibu merasa sakit jantung?""Dokter di Puskesmas mengatakannya
begitu, Nak. Bila dada sesak, rasanya hampir mau ma-ti, Nak."Ia memegang
pergelangan tangan ibunya. Menghitung denyut jantungnya. Kemudian ia mencoba
mendengar denyut jantung ibunya dengan alat yang ditaruh di atas dada. Ia
geleng-geleng kepala. Segera diangkatnya ibunya ke beranda depan agar udara
lebih leluasa. Ia minta bantuan beberapa orang tetangga untuk mencari angkutan
untuk membawa ibunya ke rumah sakit terdekat. Setelah sampai di rumah sakit,
ibunya dimasukkan ke ICU. Beberapa hari bersama dokter rumah sakit itu mencoba
menyelamatkan nyawa ibunya, te-tapi denyut nadi itu dan grafik getaran di layar
tv tak lagi beraturan. Getaran itu semakin mendatar dan mendatar. Ia menyadari
bahwa ajal ibunya sudah semakin mendekat. Ketika jantungnya sama sekali
berhenti berdetak, ia menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, dan
menangis terisak-isak.
Dokter-dokter, para perawat yang telah turut
berjuang berusaha menyelamatkan nyawa ibunya, tertunduk. Mereka melihat jenazah
yang sudah tidak bernyawa di depan mereka, ibu rekannya.Setelah beberapa hari
penguburan, ia kembali dengan pesawat ke Jakarta. Ia pulang dengan murung. Ia
merasa amat berdosa, mengapa ia baru tahu bahwa ibunya menderita penyakit
jantung, kalau ia tahu, ia akan membawa ibunya ke Jakarta dan merawatnya
sebelum parah betul. Sebagai dokter ahli jantung, ia merasa amat terpukul.
***
KEDUA adiknya yang perempuan sudah tamat,
yang satu dari akademi perawat, yang bungsu dari akademi sekretaris. Perawat bekerja
di rumah sakit sedangkan yang sekretaris menikah dengan pedagang. Kakaknya menikah
dengan seorang tentara yang berpangkat letnan. Ia merasa bahagia karena kedua adiknya
sudah berkeluarga. Gilirannya, entah kapan. Kedua adiknya berusaha menyebut beberapa
nama gadis yang dikenal mereka dan abangnya, tetapi ia selalu menghindar."Abang
mau menunggu siapa? Abang telah mengurus kami dan menyekolahkan kami. Mengapa
Abang tidak memikirkan diri Abang sendiri?" kata yang perawat.Percakapan
seperti ini sering terjadi antara mereka, juga dengan ipar-iparnya. Mereka
merasa risau masa depan abang mereka yang sudah berusia di atas tiga puluhan. Jangan-jangan
ia terlalu mempedulikan profesinya saja. Yang perawat merasa sedih tiap kali
abangnya memberi bantuan kepadanya. Ia memang sering mengeluh karena gaji perawat
yang tidak seberapa, dan gaji tentara yang tidak memadai untuk keperluan di ibu
kota.
Dokter Isman tidak segan-segan memodalinya,
yang sewaktu-waktu berjualan berlian."Pesanku kepada kalian," kata
dokter Isman kepada adiknya dan iparnya yang tentara, "jangan sekali-kali
terlibat soal utang-piutang! Jangan bangga dengan kartu kredit kalian!"Iparnya
yang letnan berkata kepadanya, "Ya, Bang. Kami ingat itu. Tetapi yang kami
rasa, Abang sebaiknya segera menikah agar ada yang mengurus Abang di rumah.""Bukankah
hidup dokter susah? Siang-malam harus meninggalkan keluarga?" bantahnya."Abang
melihat dokter lain berkeluarga juga,
bukan?""Tentu!""Bagaimana kalau kami yang mencarikan calon
untuk Abang?"Dokter Isman tersenyum. Ia tidak menjawab. Bulan berikutnya,
istri letnan itu datang dengan seorang gadis lincah dan cantik. Gadis itu
di-perkenalkan kepadanya. Satu-dua kali ia berkunjung ke rumah abangnya dengan
gadis itu, dan sesudah itu, ia membiarkannya bertandang sendirian. Setengah
tahun kemudian mereka menikah. Istri dokter Isman agak sulit juga menyesuaikan
diri cara hidupnya. Ia tidak mau memasang telepon di rumahnya. Praktik dokter
di rumahnya terlalu lama karena pasien yang telah mendaftar beberapa hari sebelumnya.
Daripada hidup bengong di rumah, ia mengajukan
saran kepada suaminya agar ia membuka salon kecantikan. Dengan hati berat dokter
Isman mengizinkan, dengan syarat, tidak boleh pulang sampai petang. Paling lambat
pukul empat sore! Beberapa bulan berjalan, salon itu banyak dikunjungi orang.
Beberapa pembantu istri dokter Isman sibuk dan merasa senang. Istri dokter
tinggal mengawasi saja.Setahun kemudian, sekitar bulan Maret, sebuah surat
kabar memuat berita pembunuhan. Seorang wanita telah ditemukan di ruang tengah
sebuah rumah. Diduga wanita itu dibunuh secara sadis oleh pemilik rumah karena
persoalan hutang piutang. Menurut pihak kepolisian, menurut pengakuan suami
korban, istrinya mempunyai tagihan dengan yang mempunyai ru-mah. Rupanya yang
empunya rumah memancingnya datang ke rumah dan kemudian memukulnya di belakang
kepala dan menguburkannya di tengah-tengah kamar makan. Tampaknya pemilik rumah
sudah merencanakan pembunuhan itu. Dokter Isman memperhatikan gambar itu.
Gambar yang terpampang di samping berita. Ia duduk tersandar di ruang kerjanya.
Ia kenal betul gambar itu. Adiknya yang perawat.
Jantungnya berdebar-debar. Ia keluar dari
ruang kerjanya dan memberitahukan kepada perawat bahwa ia pulang. Sesampainya
di pintu gerbang rumahnya, ia membuka pintu gerbang, mendorongnya. Pelahan ia
memasukkan mobilnya ke halaman dan kemudian turun hendak menutup pintu. Tetapi
ia tiba-tiba lunglai dan jatuh di depan pintu. Seorang tetangga me-lihatnya dan
berlari mencoba menolongnya. Ia
berteriak sehingga tetangga yang lain ber-datangan. Seorang tetangga berlari ke
wartel dan menghubungi istri dokter Isman. Setelah memberitahukan bahwa
suaminya sedang pingsan dan dibawa tetangga ke rumah sakit, sang istri segera
bergegas menyusul ke rumah sakit. Istri dokter Isman melihat para tetangga di
depan, di ruang tunggu. Ia menyapa mereka dan menanyakan di mana suaminya.
Semuanya diam tidak mampu berbicara. Ia bertanya pelahan dan airmatanya mulai
berlinang-linang. Ia menyadari adanya sesuatu yang terjadi kepada suaminya. ia
bergegas ke ruang kerja suaminya. Perawat memapahnya, menyuruhnya duduk."Bagaimana
suamiku? Di mana dia?" tanyanya dengan suara terisakisak."Tenanglah,
Bu. Ia ada di kamar." Nanti dokter kepala yang berbicara kepada Ibu.""Oh.
Apa yang terjadi kepadanya?"Dokter kepala datang. Pelahan ia berkata, "Dokter
Isman sudah tiada. Ia terkena serangan jantung."Istri dokter Isman jatuh
pingsan. Beberapa waktu kemudian iparnya dan adiknya yang bungsu datang. Ketika
ia siuman, ia menjerit-jerit. Ia memeluk suaminya yang terbujur di atas tempat
tidur. Dalam teriak dan tangisnya ia berkata:Tuhan, mengapa Kau ambil suamiku!
Ia begitu baik dan ganteng. Ia tidak pernah berbuat jahat kepada sesama. Tuhan,
mengapa Kau cabut nyawanya? (Dan kepada dokter ia berkata)Dok, sembuhkan ia
dokter! Tolonglah obati dia! Hidupkan dia,
dokter! Ooohhh, toloooong... (Ia jatuh pingsan lagi). Para tetangga mengurut dada.
Mereka berkeliling di sekitar jenazah yang kaku. Tak sepatah kata yang keluar dari mulut mereka.Mereka jualah yang bertanya sepulang dari kuburan: Mengapa orang baik cepat meninggal dunia?
dokter! Ooohhh, toloooong... (Ia jatuh pingsan lagi). Para tetangga mengurut dada.
Mereka berkeliling di sekitar jenazah yang kaku. Tak sepatah kata yang keluar dari mulut mereka.Mereka jualah yang bertanya sepulang dari kuburan: Mengapa orang baik cepat meninggal dunia?
Proses
terjadinya banyak ide
Biasanya
penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. Proses terjadinya ide itu
sederhana. Ide adalah gabungan dari dua wawasan atau lebih. Contoh,
penggabungan antara wawasan tentang sistem aerodinamis capung dengan wawasan tentang
mesin. Maka terciptalah yang namanya Helly Copter. Sesederhana itu. Jadi, jika
kalian ingin punya banyak ide, bahkan ide tanpa batas. Maka perbanyaklah
wawasan kalian dengan membaca. Tidak terbatas hanya membaca sastra, tetapi juga
wawasan-wawasan lain baik yang umum maupun yang khusus. Tempuh segala cara agar
wawasan kalian bertambah. Dengan begitu kalian tidak akan kehabisan ide-ide
baru. Pada akhirnya kalian dengan sendirinya membuang kalimat tidak ada
inspirasi.
Jika
ingin tulisannya baik, maka banyak-banyaklah membaca dan menulis. Jika ingin
banyak ide, maka perbanyaklah wawasan.
Saya
punya banyak artikel dan e-book bagus mengenai tulis menulis, bagi yang ingin
meminta file-nya untuk dicetak dan dibaca silahkan hubungi saya. Bisa melalui
e-mail herumly7@gmail.com atau lewat fb. Heru Mulyadi atau
bisa juga lewat nomor hape saya di 08562641824. Saya juga melayani konsultasi
apa pun terkait tulis menulis maupun kisah cinta kalian. Haha lupakan. Semuanya
demi kalian, adek-adekku di Pondok Pena.
Kunjungi
blog Komunitas Pondok Pena di kppannajah.blogspot.com , dan bergabung di group Fb: Komunitas Pondok
Pena, selain itu saya juga merekomendasikan website indonovel.com
Di sana banyak hal menarik yang bisa anda baca.
DASAR-DASAR JURNALISTIK
Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic)
artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal),
artinya laporan atau catatan, atau“jour” dalam bahasa Prancis yang berarti
“hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang
berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau
pelaporan setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut
kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan
menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.
a.
Jurnalistik Secara Konsep
1)
Sebagai
proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan
menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini
dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
2)
Sebagai
teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill)
menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam
pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan
wawancara.
b.
Jurnalistik Secara Praktis
Jurnalistik
adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan
penyebarluasannya melalui media massa. Kita dapat melihat adanya empat komponen
dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan
informasi, dan media massa.
Kode Etik Jurnalistik:
a.
Wartawan Indonesia bersikap
independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad
buruk.
b.
Wartawan Indonesia menempuh
cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
c.
Wartawan Indonesia selalu menguji
informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini
yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
d.
Wartawan Indonesia tidak membuat
berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
e.
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan
dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan
identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
f.
Wartawan Indonesia tidak
menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
g.
Wartawan Indonesia memiliki hak
tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas
maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang,
dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
h.
Wartawan Indonesia tidak menulis
atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap
seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin,
dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat
jiwa atau cacat jasmani.
i.
Wartawan Indonesia menghormati hak
narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
j.
Wartawan Indonesia segera mencabut,
meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan
permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
k.
Wartawan Indonesia melayani hak
jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Secara
umum terdapat beberapa kegiatan jurnalistik, di antaranya: penulisan
berita, teknik liputan
dan teknik wawancara, teknik fotografi dan teknik layout.
1.
TEKNIK PENULISAN BERITA
Berita
merupakan laporan peristiwa aktual yang pantas disampaikan kepada masyarakat
karena memiliki nilai berita, sehingga bisa memberi manfaat bagi pembacanya.
Jenis Berita
Secara umum, berita
dapat diklasifikasikan dalam dua jenis: Hard News & Soft News.
- Hard News : Merupakan jenis berita serius dan
aktual tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat, seperti bencana alam,
kebakaran, kriminalitas hingga kampanye politik dan pidato.
- Soft News : Merupakan jenis berita ringan dan
lebih memberikan bobot pada human interest tanpa adanya
keterikatan waktu (time less). Sebuah berita hard news yang
memiliki dampak luas bagi masyarakat dan banyak orang ingin segera
mengetahuinya sehingga berita itu memiliki nilai yang sangat tinggi bisa
berubah menjadi breaking news. Contoh : berita awal tsunami di
Aceh dan Nias, kematian Paus Paulus Yohanes II.
Baik hard news maupun soft news dapat
bersumber dari pemaparan fakta-fakta yang tengah terjadi (factual
news) atau juga dari apa yang dikatakan narasumber (talking news).
Nilai Berita:
a.
Bersifat luar biasa;
b.
Menyangkut orang banyak;
c.
Menyangkut nama, tempat, atau benda yang sudah sangat
terkenal;
d.
Mengandung konflik;
e.
Mengandung unsur human interst.
Unsur Berita:
a.
What
(apa) : peristiwa apa yang terjadi;
b.
Who (siapa)
: orang-orang yang terlibat;
c.
When
(kapan) : waktu peristiwa terjadi;
d.
Where
(di mana) : lokasi kejadian;
e.
Why
(mengapa) : bilamana peristiwa terjadi;
f.
How (bagaimana)
: jalannya peristiwa.
Struktur Berita
a.
Judul Berita : dibuat menarik, mengundang rasa penasaran
pembaca, mencerminkan isi berita, kata-kata yang digunakan tidak terlalu
panjang
Contoh:
SBY: Pagi-pagi Saya Dimarahi (KOMPAS, 11 Juni 2010)
b.
Lead
(Kepala berita)à fakta berita
Lead
berupa focus
peristiwa atau ringkasan tentang apa yang terjadi. Lead juga disebut pembuka berita yang
memuat tentang keseluruhan atau inti berita.
Contoh
Lead:
1)
“Tahun lalu kami memutuskan agar selama sebulan Piala Dunia
bebas ‘event’ gereja sehingga rakyat tidak terganggu untuk menyaksikannya,”
kata pendeta Cile Islando Bettin, kepada AFP, menyambut gempita gelaran di
Afrika Selatan yang dimulai Jumat (11/6).
Demam piala dunia memang telah berjangkit ke seluruh dunia. (KOMPAS,
11/6).
2)
Hari Jumat ini, tepat pukul 14.00 waktu setempat atau pukul
19.00 WIB, gong ajang olahraga paling agung piala dunia itu ditabuh lewat
upacara pembukaan dan duel tuan rumah Afrika Selatan versus Meksiko di Stadion
Soccercity Johanesburg. Akankah ini
menjadi piala dunia yang selalu dikenang? (KOMPAS,11/6)
a.
Tubuh berita à penyebutan narasumber
b.
Penutup à informasi tambahan, closing.
Catatan: ditulis dengan model
piramida terbalik.
Kriteria paragraf yang baik harus urut dan lengkap. Bila perlu tidak udah terlalu panjang. Usahakan dalam paragraph digunakan untuk
memulai satu kutipan, blok kutipan yang panjang harus dipecah menjadi beberapa
paragraph, dan bila terlalu panjang harus dipotong.
Kutipan yang baik membuat pembaca seolah-olah mendengar
pembicaraannya serta digunakan untuk mendukung penguatan data dalam berita yang
ditulis. Beberapa pegangan menulis kutipan:
a.
Menarik dan informatif,
b.
Mendukung penjelasan,
c.
Hindari kutipan yang menuduh/tidak jelas/tidak berhubungan
dgn fokus berita,
d.
Untuk menyatakan reaksi/tindakan narasumber.
Contoh:
1)
Kutipan Langsung
“Kita harus
mempertimbangkan apakah kita punya uang untuk membangun gedung baru,” kata
Bambang.
2)
Kutipan Tidak Langsung
Bambang mengatakan
dewan harus mempertimbangkan apakah tersedia anggaran untuk membangun gedung
baru.
3)
Kutipan Parafrase
Bambang mengajukan pertanyaan
tentang pembiayaan gedung baru
4)
Kutipan Fragmentaris
Bejo menentang
pembangunan gedung itu sebagai suatu “pemborosan yang melebihi sebuah istana”
5)
Kutipan Dialog
Digunakan jika dua
atau lebih pembicara dikutip dalam sebuah percakapan tanya jawab, misalnya di
persidangan.
Praktek Menulis
1.
Dalam bentuk straight news
à Data/hasil liputan disajikan
secara lugas dengan berorientasi
5W+1H.
2. Dalam bentuk features
(karangan khas)
à Menampilkan berita yg bersifat human
interest, tidak lekang waktu, menggali sisi lain, menggunakan gaya bahasa
indah dengan tulisan yang mengalir.
Catatan Praktek Menulis Berita:
1.
Bahasa yang digunakan sebaiknya ringkas, padat, jelas (tidak
ambigu),
2.
Menulislah seolah-olah pembaca melihat peristiwa tersebut
sehingga bahasa yang digunakan merupakan bahasa yaang mudah dipahami,
3.
Data itu suci: tidak melakukan rekayasa, dan
4.
Teruslah berlatih menulis.
2.
TEKNIK LIPUTAN DAN WAWANCARA
a.
Teknik
Mencari Berita
1)
Melihat, mendatangi secara langsung
peristiwa atau fakta seperti :
2)
Mendatangi lokasi kecelakaan
3)
Menghadiri seminar, symposium atau
keterangan pers
4)
Mendatangi pasar atau lokasi
kebakaran
5)
Mengembangkan data atau fakta yang
didapat
6)
Mewawancarai narasumber
7)
Melakukan pengumpulan dan penambahan
data melalui internet atau perpustakaan
8)
Press release
b.
Teknik Wawancara
1)
Menentukan sudut pandang
2)
Menentukan nara sumber
3)
Menetukan tempat/objek liputan
4)
Membuat pertanyaan.
5)
Membuat “WIST LIST” (daftar
keinginan).
Daftar Keinginan (Wish List)
1)
Siapa saja tokoh yang hendak
dijadikan nara sumber
2)
Apa pertanyaan yang hendak diajukan
kepada masing-masing nara sumber
3)
Tempat mana harus dikunjungi
4)
Informasi/data apa saja yang harus
dipetik dari lapangan.
Unsur pokok:
1)
Apa yang terjadi (What)
2)
Siapa yang menjadi korban dan siapa
tokoh yang berperan (Who)
3)
Di mana peristiwa itu terjadi
(Where)
4)
Kapan berlangsungnya (When)
5)
Mengapa itu dapat terjadi (Why)
6)
Bagaimana korban dan tokoh
menghadapi peristiwa itu (How)
7)
Dalam jurnalistik, enam unsur pokok
itu sering disebut 5W+1H
Syarat Wawancara yang Baik
1)
Dipersiapkan dengan matang (riset)
2)
Memahami persoalan dengan baik
3)
Memperhatikan kondisi psikologis
narasumber
4)
Pertanyaan bagus dan jeli
5)
Kritis
3.
TEKNIK FOTOGRAFI
Henri
Cartier Bresson, pendiri agensi foto Magnum, terkenal dengan teori “Decisive
Moment”, mengatakan; “foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar,
melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya
berlangsung seketika saat suatu citra nampak mengungkap sebuah cerita.”
Jurnalistik adalah membuat berita dengan menggunakan foto sebagai media
informasi.Penggabungan dua media komunikasi visual dan verbal. Menimbulkan efek
ketiga bagi yang melihatnya. Seorang fotojurnalis adalah seorang wartawan.
Mereka harus selalu memotret langsung di jantung peristiwa yang sedang
bergolak. Mereka tidak bisa menciptakan foto dengan hanya mengangkat telepon.
Fotojurnalis
adalah mata dunia, dan selalu harus bisa melihat dari dekat apa yang terjadi
dan melaporkannya,” Prof Clifton Edom. Hal terpenting bagi seorang fotojurnalis
adalah berfikir bahwa ia adalah seorang wartawan, yang kedua baru ia bertindak
sebagai fotografer,” Bruce Baufmann. Dalam salah satu cabang ilmu komunikasi
tersebut sebagai berikut:
a.
Dasar foto jurnalistik adalah
gabungan antara gambar dan kata. Keseimbangan data tertulis pada teks dan
gambar adalah mutlak. Foto berita dapat mengungkapan cara pandang terhadap
subjeknya, pesan yang disampaikan lebih penting dari pada sekedar ungkapan pribadi.
Caption sangat membantu suatu gambaran bagi masyarakat, bahkan foto esai pun
memerlukan caption. Menurut Hicks, caption foto adalah “unit atau bagian dasar
dari foto jurnalistik”. Pada bagian tersebut dapat dibentuk pendekatan foto
jurnalistik.
b.
Pesan yang disampaikan dari hasil
visual foto jurnalistik harus jelas dan segera dipahami seluruh lapisan
masyarakat. Pendapat pribadi atau pengertian sendiri tidak dianjurkan dalam
foto jurnalistik. Gaya pemotretan yang khas, bahkan dengan gaya seni tidak menjadi
batasan dalam berkarya. Yang penting pesan harus komunikatif bagi semua lapisan
masyarakat.
c.
Lingkup foto jurnalistik adalah
manusia. Itu sebabnya foto jurnalistik harus memilikikepentingan mutlak pada
manusia. Ginny Soutworth menyimpulkan, “merangkul manusia adalah pendekatan
prioritas bagi foto jurnalistik, karena kerja dengan subjek manusia adalah
segala-galanya dalam profesi tersebut
d.
Foto jurnalistik membutuhkan tenaga
penyunting (editor) yang handal, berwawasan visual luas, arif, jeli dalam
menilai karya foto yang dihasilkan, serta mampu membantu mematangkan ide atau
konsep sebelum memberi penugasan. Penyuntingan meliputi pemilihan gambar, saran
hingga meminta dilakukan pengambilan gambar ulang jika kurang layak siar.
4.
TEKNIK LAYOUT
Layot bahan
berita sekaligus gambar bisa menggunakan aplikasi edit foto seperti: corel
draw, photoshop, atau lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar