Kamis, 27 Agustus 2015

Komunitas Pondok Pena, Iis Sugiarti


Empu yang Mengajakku Terbenam

Bukan sebuah dongeng yang mengantarkan aku pada zaman purbani. Namun kenangan yang mekar di pelupuk mataku.

Ketika mata yang berbinar polos, memotret drama Sangkuriang. Ketika malam semakin menenggelamkannya. Asa  masihlah terbit menguasai jiwaku.

Empu mengajakku terbenam.

Aku bersajak waktu.

“Sangkuriang memadu kasih dengan Dayang Sumbi, dalam ketidaktahuan ia pernah merahimnya”.

Empu mengajakku terbenam.

“Sangkuriang masih menabiri hatinya”

Empu mengajakku terbenam.

“Dayang Sumbi tertikam dadanya, ia  pernah berumah di rahimnya”.

Empunya empu membela mata polosku. Terpancinglah satu batu terlempar ke dadanya. Api menjalar kesemua syaraf , meledakkan rumah ruh. Aku masih dalam kepolosan.

Pondok Pena, 23 Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar